Jumat, 28 Agustus 2009

Kebimbangan Koko


Oleh Ayah

Berat, memang, bermain-main dengan rasa. Apalagi ketika semua telah berjalan cukup jauh, sehingga jarak yang kaubutuhkan untuk kembali sama panjangnya dengan jarak yang kauperlukan untuk melanjutkan sisa perjalanan. Kedua-duanya sama-sama berisiko.
Slogan yang telah Ayah dengungkan ribuan kali, mungkin baru sekarang terpikir olehmu kebenarannya. Hidup ini indah. Kalau suatu saat kau merasakannya tidak indah, mungkin ada yang salah dengan caramu menjalaninya.
Kauakui atau tidak, selama ini kau terlalu berani berjudi dengan keputusan. Sungguh berbahaya, apalagi yang kauhadapi adalah hati. Tak ada tempat di dunia ini yang sanggup memulihkannya ketika ia terluka, tidak juga jutaan orang yang dengan ringannya menyampaikan petuah-petuah yang didapat dari buku-buku tebal perpustakaan kampus ternama di jagat raya sekalipun. Andai bisa, petuah-petuah itu hanya akan mengeringkan permukaan luka saja, sementara di dalamnya tetap saja merah dan perih sepanjang hidupnya.

Kalau kau bertanya apakah yang kulakukan selama ini salah? Ayah tak perlu menjawabnya, sebab kau telah menemukan jawabannya lewat kenyataan yang tergambar jelas di depan mata dan tak sanggup kauenyahkan barang sekedip mata.
Lantas, aku harus bagaimana?
Pertanyaan besar itu selalu muncul meski jutaan persoalan yang sama telah terjadi. Bukti bahwa kesanggupan manusia untuk belajar dari masa lalu masih sangat memprihatinkan.
Maaf, Ayah terpaksa menjawab pertanyaanmu dengan pertanyaan juga. Apa yang kauinginkan sekarang? Membiarkan hidupmu berjalan tanpa kepastian? Membiarkan luka itu terus menganga dan bertambah dalam? Jika kau tidak ingin, maka hentikanlah. Memilih mungkin bukan pekerjaan yang mudah bagimu. Namun bertahan dengan mendua hati juga bukan keputusan bijaksana. Menyakitkan, tidak hanya bagimu, tapi juga bagi hati-hati yang lain. Kalau kau berani menghentikan kisah itu sekarang, dan memilih, semoga itu menjadi keputusan terbaik walau pasti tak menyenangkan bagi sebagian hati.
Cinta tak seharusnya mengurungmu dalam kebimbangan. Cinta harus membebaskanmu dari segenap gulita dan memapahmu melangkah menuju terang.
Selamat berjuang. Doa Ayah untukmu selalu!

(Dari curhat Koko, SMA)

Tidak ada komentar: