Rabu, 26 Agustus 2009

Sajak: Kamar Anakku



(semesta adi...)

Oleh Ayah

I
Nak, jendela kaca itu jangan kaututup rapat
beri sedikit celah bagi kesejukan
menarinari gemulai di atas kasur kapukmu
yang beku tak tersentuh
ubin dingin yang tak jemu menyangga tapakmu
teramat jujur untuk relakan jinjitmu
manakala kaurejam daun pintu penuh gerah
mereka cukup bersahabat nak
kenapa tak kausambut putih senyumnya
sementara ribuan pemimpi nikmati dengkur
bawah atap kardus tepi kali
berbaringlah nak
sapa ramah mimpimimpimu

II
Nak, bermakna apakah airmata
yang membanjir di bentang sajadah malam ini
harapan akan lahirnya mimpi yang kaugantang dengan penuh peluh
ataukah sekadar ritual
agar seolah terlihat utuh-penuh
kau serahkan diri ke haribaan sang maha segalanya
kau sendiri yang tahu, nak
berapa mahal harga butir airmata yang kauperas dengan segenap daya
kau sendiri yang tahu nak
sebab tapak yang terjejak kakimu
adalah milikmu
jika tak lahir kerinduan untuk terus memaknai airmata
kapan kau berharga

III
Nak, jika merah di matamu
adalah kesumba bagi putih hatimu
teteskanlah tanpa ragu
kau lelaki
butuh mengenal lebih banyak kisah hidup
untuk membuatmu perkasa
namun jika merah di matamu adalah bara
beranjaklah keluar
wajah pagi dengan sejuta embun
telah menunggu untuk memadamkannya
kamar dengan semburat gelapnya
bukan tempat bermata hati
yang mampu melihatmu dengan ikhlas
maka gegaslah buka pintu
sebelum ia benar-benar menguncimu
dan tak ada lagi celah untukmu lewat

Tidak ada komentar: