Sabtu, 30 Januari 2010

Tamparan Tavi Gevinson



Nduk…

Saya tersenyum sendiri membaca kejengkelanmu di sebuah tabloid. “Menjengkelkan sekali,” cetusmu. “Orang-orang mengeluh, menyebut generasi saya bodoh. Tapi begitu saya menunjukkan kalau saya punya otak, mereka bilang saya palsu!” Saya tersenyum karena beberapa alasan. Kata-kata itu tak akan terasa menggelitik kalau yang melontarkannya adalah orang dewasa. Tapi itu semua dari bibirmu, bocah 13 tahun! Sementara di banyak belahan bumi ini, sebagian besar bocah seusiamu tengah bermanja-manja di ketiak ibu-bapaknya, bicara tentang rupa-rupa permintaan demi kesenangan sesaat, sebagian lainnya mungkin tengah tak acuh dengan tugas-tugas sekolahnya, tak peduli akan naik kelas atau tidak pada akhir tahun pelajaran, dan banyak lagi tingkah polah khas para bocah yang kerap bikin geleng-geleng kepala orang-orang yang menyayanginya.

Kau beda, Nduk. Kau memang tak tinggal di kawasan yang gemerlap, melainkan di kawasan sepi di barat Chicago. Namun kau tahu bagaimana membunuh sepi tanpa harus menghadirkan sederet kerasahan. Sebagai bungsu dari tiga bersaudara, putri seorang guru Bahasa Inggris di sebuah SMA, kau tidak terjebak jadi anak manja. Penampilanmu yang biasa, tubuh agak ceking, tinggi 136 cm, berkaca mata, bisa kausulap sedemikian rupa menjadi fashionable. Tentu saja bukan karena kau ingin terlihat nyleneh. Semua kaulakukan lantaran kau memang punya talenta yang tak dimiliki sebagian besar sebayamu. Itu Nduk yang membuat saya tercengang.

Saya tergerak untuk ngeblog baru kemarin sore Padahal, kau sudah berekspresi di dunia maya itu pada usia 11 tahun! Nah, saya ketinggalan zaman banget, kan? Sekarang dunia fashion kaubuat tercengang. Blogmu, Style Rookie, yang baru kauluncurkan pada Maret 2008 telah mencatat prestasi yang luar biasa. Saat ini, kaulah blogger fashion yang paling menarik di dunia. Dan juga paling kontroversial. Ngeblog bagimu jadi semacam proyek rahasia. Siang sekolah, malam ngeblog di kamar tidur, dan orangtuamu tak tahu aktivitasmu itu. Kau memotret bagian majalah-majalah fashion dan mengomentarinya dengan gaya ceplas-ceplos, kadang pedas. Meski begitu, gaya bahasamu terkesan professional dan matang. Kau juga rajin meng-upload foto-foto dirimu yang mengenakan busana kreasimu sendiri, benar-benar memanfaatkan kreativitas dalam memadu-padan.

Kebosanan terhadap aturan-aturan baku di sekolahmulah pemicunya. Aturan ketat dalam berpakaian. Tidak boleh menulis sesuka hati. Nah, dengan blog itu, kaurasakan pikiranmu seperti menulis begitu saja di komputer. Sebuah pelarian yang positif, bukan memilih kabur dari sekolah untuk kelayapan di tempat-tempat dugem, atau memaksakan diri mengenakan aksesoris-aksesoris ajaib ke sekolah yang berujung pada teguran pihak sekolah. Pelarian yang sama sekali tak menuai risiko buruk, sebaliknya malah membuatmu melejit menjadi anak kesayangan dunia fashion. Dalam tempo beberapa bulan. Kau berhasil menarik perhatian publik. Proyek rahasia itu puntak bisa lagi kausembunyikan dari orangtuamu. Mereka tau kau ngeblog setelah menerima permintaan wawancara dari The New York Times. Tidak terlukiskan kekagetan kedua orangtuamu. Akhirnya, mereka pun mendukungmu sepenuhnya. Pengunjung Style Rookie meningkat, dari sekitar 2 ribu menjadi 29 ribu per hari. Desainer-desainer dan editor majalah ternama pun mendekatimu.

Wis to, Nduk. Jangan lagi kaugelisahkan ucapan miring sebagian orang dewasa. Anggap saja mereka cemburu lantaran harga dirinya sebagai orang dewasa terlindas kecemerlanganmu. Kau jawab saja dengan terus berekspresi ya! Lama-lama mereka akan percaya. Lebih baik lagi jika nanti mereka, lantaran terinspirasi olehmu, lantas berjuang untuk berkarya, bukan ngedumel saja sebagai tameng penutup gengsi dikalahkan bocah 13 tahun. Baguslah kau berpikir, anjing menggonggong kafilah berlalu. Kau tetap kukuh dengan hobi fashion dan ngeblog. Biarpun dianggap “cuma anak kecil”, kau tetap berusaha mempertahankan profesionalitas. Wow, profesionalitas! Anak kelas 2 SMP gitu loh! Satu lagi tamparan buat orang dewasa!

Selanjutnya, Nduk, nikmati saja bagiamana semua orang melihat ‘anak muda dan berbahaya’ sepertimu! Kalau sempat kunjungi blog Kediaman Ayah dong, huahahaha….!



Tidak ada komentar: