Terima kasih, Tuhan
denyut-denyut yang dulu kerap membuatku kejut
lama-lama bisa kunikmati
perasaan seperti melayang kuanggap saja
sebagai tualang imajinatif di sebuah negeri surealistik
di mana kutemukan segala yang abstrak
serupa slide-slide berkejaran menghiburku
Sesekali terpekik
selebihnya tertawa
silih berganti
sampai lelah melelapkan
dalam mimpi tak terbaca kisahnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar