Sabtu, 26 September 2009

Sajak Waktu

Petang

Senja telah lelah
ia kini mulai membilang berapa mimpi
akan dirangkum dalam tilam damai
dan senyum lembut tersungging

Senja telah lelah
ia kini tinggal menanti janji illahi
dalam sisa harapan yang ribuan jam tersemai
bersama lantun doa
tentang matahari yang hangat
tatkala esok pagi menepuk pipi terang


Bangun Tidur

Lagi, pada kali tak terhingga
panggilan memecah hening
apakah dendang nina bobo masih menggelung
kesadaranmu

Lihat, langit di ambang rekah
sesaat lagi pendar keemasan menyapa hangat

Tunggu apa
bangkit dan basuh segala daki
dalam nama yang tak lekang sepanjang zaman
kepada siapa cinta berpulang

3 komentar:

munir ardi mengatakan...

wah puisi yang amat bermakna bagus bang
ngomong foollowernya kog diblog yang berisi banner mas

Ahmad Zulfadhli Zulkefli mengatakan...

salam aidilfitri. maaf zahir & batin... =)

Joojo mengatakan...

senja menanti
du ujum kata mati
tak bisa di hindar
dalam peralanan yang semakin sunyi
birkan senja mengiringi
perjalanan sang penari
sebagai lakon di bumi
temu sang illahi
dalam ruang sunyi
yang kan terbaring jasad mati
salam hangat
joni
skalian salam kal ayah........