Kamis, 17 Maret 2011
Buku Kesejatian
: makan bersama
Denting piring itu nyaring nak
meluruh tanya
akan bahagia
akan rindu
akan sapa penuh senda
bahwa itu semua ada
tak terbantah
Begitu dekat nak
nyaris tak berjarak
duduk pada ketinggian sama
adalah nyata
jernih kata mengalir
tentang mimpi pagi
Kita adalah sejarah yang tak butuh darah
untuk melegenda
tapi rasa, yang semayam tenang di lubuk jiwa
nyaring bicara
menampak adanya tanpa berhitung kata
Kemarin nak
adalah legenda
yang terpahat pada buku abadi
kesejatian rasa
bergambar kita biru sampulnya
melangkah menjelang terang masa
(Kalipare, 15 Maret 2011, 19:28)
Selasa, 08 Maret 2011
Pergi Nak?
Pergi nak?
aku melihat kata itu pada manik matamu yang memerah lelah
kala berbelas jam tak kuizinkan kau lelap barang sedetikpun
demi cerita-cerita seram perjalanan matahari di bentang langit
aku hanya ingin kau tahu
bisa saja ia tak kembali esok pagi
mencahayai bumi
Pergi nak?
ah, jika itu pilihanmu
aku takut kau benar-benar kehilangan cahaya yang kaubutuh
sementara jalan yang membentang di hadapanmu terjal tak berujung
Pergi nak?
apakah doa-doaku masih kauperlu?
jika tidak
ini saja terimalah
usapan lembut pada rambutmu
barangkali menyisakan jejak
bahwa aku pernah menjadi bagian dari hari-harimu
aku melihat kata itu pada manik matamu yang memerah lelah
kala berbelas jam tak kuizinkan kau lelap barang sedetikpun
demi cerita-cerita seram perjalanan matahari di bentang langit
aku hanya ingin kau tahu
bisa saja ia tak kembali esok pagi
mencahayai bumi
Pergi nak?
ah, jika itu pilihanmu
aku takut kau benar-benar kehilangan cahaya yang kaubutuh
sementara jalan yang membentang di hadapanmu terjal tak berujung
Pergi nak?
apakah doa-doaku masih kauperlu?
jika tidak
ini saja terimalah
usapan lembut pada rambutmu
barangkali menyisakan jejak
bahwa aku pernah menjadi bagian dari hari-harimu
Langganan:
Postingan (Atom)